Maafkan aku akhi,
Maaf jika harus kuungkapkan kebenaran yang menyakitkan.
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat aku melihat pakaian yang engkau kenakan. Ah, betapa indahnya baju koko itu di wajah teduhmu. Sederhana tapi bersahaja. Juga celana kain di atas mata kaki itu, yang katamu “tidak isbal”. Hm, betapa engkau mencintai sunnah junjungan kita.
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat aku melihatmu menundukkan pandangan saat bertemu dengan para wanita. Kau juga menolak untuk bersalaman dengan mereka. Sungguh mengagumkanku, betapa engkau menjaga pandangan dan sentuhanmu dari yang bukan muhrim.
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat mendengar suara merdumu melantunkan ayat-ayat-Nya, betapa terdenganr syahdu. Ah betapa indahnya saat aku bisa mendengarnya sesering mungkin. Pasti engkau adalah sosok yang sangat mencintai-Nya.
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat melihatmu tertawa bersama kawan-kawanmu di serambi masjid usai sholat berjama’ah. Subhanallah, semoga engkau istiqomah…
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat aku mendengar bagaimana engkau memimpin suatu kegiatan. Mulai dari rapat, baksos, aksi, penggalangan dana, dan masih banyak lagi. Betapa tegas dan berkarakter untuk menjadi seorang pemimpin.
Dulu aku jatuh cinta padamu. Saat melihatmu berdiri diantara para demonstran membela palestina yang tertindas. Berdiri tegak dan meneriakkan dengan lantang kalimat indah takbir, “Allahuakbar!!!”. Ah, betapa engkau mulia karena membela kaum muslim yang lemah.
Ya, dulu aku memang jatuh cinta padamu. Sebelum aku tahu bahwa engkau sering bermain hati dengan para wanita. Kau memberi kalimat penyemangat setiap hari kepada mereka. Tanpa mereka sadari bahwa kalimat itu tidak hanya untuk satu wanita, dan kau manfaatkan itu. Kau kepakkan sayap pesonamu selebar-lebarnya.
Ya, dulu aku memang jatuh cinta padamu. Sebelum aku tahu bahwa engkau begitu terobsesi pada wanita cantik. Hm, bukankah dirimu sendiri yang getol mengumumkan, bahwa wanita cantik karena agama dan akhlaknya? Ternyata dirimu jugalah yang melanggar apa yang engkau gaungkan selama ini. Kau bilang, “Apalagi yang dicari kalau bukan cantik? Kalau soal sholihah itu bisa diatur.”
Ya, dulu aku memang jatuh cinta padamu. Sebelum aku tahu bahwa engkau gemar mempermainkan wanita. Kau manfaatkan pesonamu untuk menjerat mereka, membuat mereka berharap padamu dan kau campakkan saat kau merasa mereka tidak cantik dan tidak layak bersanding denganmu.
Ya, dulu aku memang jatuh cinta padamu. Sebelum aku tahu ternyata engkau tidak pernah mengindahkan mereka yang berkerudung pendek, bercelana jeans, berkaos ketat, dan sebagainya. Kau perlakukan mereka layaknya mereka kafir atau tidak faham agama. Lupakah engkau bahwa engkau juga manusia?
Tak ada yang sempurna dari setiap sosok yang diukir-Nya. Tapi janganlah menganggap diri sempurna hingga berani menganggap diri lebih baik daripada yang lain. Naudzubillah…
Semoga bermanfaat…
Aan Ade
cemungut2....
ReplyDelete