Aku ingin pulang. Aku rindu rongga indah rumah di hatiku. Tak ada yang lain mengganggu, cukup hanya ada aku dan Kau dalam ruang kita. Kita bisa bebas bercengkerama tanpa ada orang lain mengusik.
Aku ingin pulang. Pulang kepada keikhlasan yang indah. Tidak ada nama lain selain nama-Mu saat aku membasahi sajadahku di penghujung malam.
Aku ingin pulang. Pada ketidak pedulian akan apa kata orang yang lebih sering mengganggu resonansi kemesraan kita. Merajut untaian panjang doa yang penuh kepasrahan dengan kecepatan maksimum.
Aku ingin pulang. Menghamba sepenuh jiwa merefleksikan asa yang bertumpuk. Menebal dalam medium harap akan cinta-Mu.
Aku ingin pulang. Rindu akan merdunya harmonis gelombang kepatuhan. Mempolarisasikan keputus asaan menjadi harapan akan esok hari yang penuh spectrum cahaya.
Berkecamuk tipuan dunia yang menyilaukan, menghitamkan hatiku akan kepekaan cinta-Mu. Membuatku sering merasa tak berteman, padahal Engkau selalu memfokuskan karunia-Mu.
Kefanaan yang memuakkan, kemunafikan yang menjijikkan, merambat tak terasa menutupi keikhlasan yang masih tertatih.
Godaan cinta semu, lirikan nikmat dunia, buaian ego yang menantang, memudarkan akan sejuknya mata air tawadhu’.
Berbasuh, kembali, berharap terpolarisasi lewat tetesan yang sejuk. Kembali menghadap-Mu dengan tertatih semampuku. Aku ingin pulang…Aan Ade
No comments:
Post a Comment