Ya. Dialah cinta pertamaku. Lelaki yang selalu bersamaku. Orang yang selalu ada untukku, mulai mengusap air mataku saat aku menangis, memberiku semangat saat aku terpuruk, sampai tersenyum bahagia saat aku bersorak gembira. Tangan kokohnya selalu ada untukku, bukan kokoh karena kekar, tapi kokoh karena telah menguatkan siapapun yang ada di dekatnya.
Lelaki itu selalu bersamaku. Dalam senyuman mentari dan derasnya air mata langit, dia tidak pernah berkata tidak untuk menjemputku. Selalu terpancar senyuman dalam setiap pertemuanku dengannya. Cukup membuatku untuk selalu merindukannya.
Bagi orang lain dia mungkin hanya lelaki biasa, tapi tentu saja berbeda untukku. Dialah yang teristimewa, selalu berkata iya untuk setiap keputusan indah yang kuambil meskipun itu beresiko. Selalu siap merengkuhku saat ternyata aku salah mengambil keputusan. Ah, lelaki terindah…
Meskipun berbagai macam jarum dan selang pernah memasuki tubuhnya karena kritis, tapi ternyata itu semua tak cukup untuk memudarkan senyumnya untukku. Ah, ternyata dia tidak pernah lupa untuk tersenyum padaku dalam segala kondisi. Lelaki itu yang selalu bersamaku. Meskipun sekarang obat adalah makanan rutinnya, tetapi dia selalu ribut ke dokter kalau aku yang sakit. Lelaki itu…
Kata orang cinta bisa tergantikan dengan cinta yang baru. Tapi entahlah, aku tidak punya cukup alasan untuk menggantikan cinta dan sosoknya di hidupku. Mungkin akan ada nama lain kelak, tapi tetap nama lelaki itulah yang terindah. Nama terindah untuk lelaki yang selalu bersamaku. Ayah.Aan Ade
hmmmm...
ReplyDeleteasiknya... baru baca-baca...
mungkin isi hati mis naning...
heheh
emang siapa mis... Aan Ade ya...
spa tu.
pilihan lelaki yang tepat mis :D
di akhir cerita saya sebutkan siapa yang dimaksud. Bahwa ternyata lelaki tersebut bernama Ayah :)
ReplyDelete